Dedi Mulyadi: Investasi Rp13,5 T Dan MRO Pacu Optimisme Kertajati

Selasa, 09 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Adam Naufal
Kombinasi antara modal swasta skala besar dan proyek strategis pemerintah menjadi dasar optimisme Dedi Mulyadi untuk mengubah Kertajati menjadi superhub ekonomi Jawa Barat. (Handhika Rahman/kompas.com)

Majalengka - Optimisme Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terhadap masa depan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati bukan tanpa dasar. Dua perkembangan penting dalam waktu dekat menjadi pemicu keyakinannya: pertama, komitmen investasi sangat besar dari pihak swasta; dan kedua, dimulainya proyek strategis pemerintah di lokasi. Kedua faktor ini diyakini dapat menjadi katalis untuk membangunkan “raksasa tidur” yang selama ini menghadapi tantangan pemanfaatan.

Faktor pendorong utama adalah masuknya investor strategis dari Singapura, PT Real Kaiten Indonesia, yang bersama konsorsium dari China, menandatangani perjanjian senilai Rp13,5 triliun untuk mengembangkan kawasan aerocity terintegrasi di BIJB Kertajati. Investasi jumbo ini, yang terjadi dalam forum West Java Investment Summit 2025, menjadi sinyal kepercayaan pasar global terhadap potensi bandara tersebut. Elaina Olivia Chong dari Real Kaiten menyebut ini sebagai waktu terbaik untuk berinvestasi di Kertajati.

Investasi swasta tersebut akan difokuskan pada pembangunan ekosistem ekonomi yang luas, meliputi pusat logistik modern, kawasan komersial campuran (mixed-use), industri dirgantara, perhotelan, dan teknologi logistik. Proyek ini diproyeksikan menciptakan lebih dari 2.000 lapangan kerja dan mengubah Kertajati menjadi superhub ekonomi baru yang menggerakkan wilayah Majalengka hingga Ciayumajakuning. Ini adalah jawaban konkret terhadap kritik bahwa Kertajati kekurangan aktivitas ekonomi penunjang.

Secara paralel, pemerintah melalui BIJB telah memulai langkah nyata dengan melaksanakan ground breaking pembangunan kawasan Aerospace Park dan fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) pada 8 Desember 2025. Kehadiran Gubernur Dedi Mulyadi dalam acara tersebut menegaskan dukungan politik penuh dari pemerintah provinsi. Fasilitas MRO ini akan menjadi tulang punggung teknis bagi pengembangan industri dirgantara di lokasi, melayani kebutuhan perawatan dan perbaikan pesawat.

Dedi Mulyadi melihat kedua perkembangan ini sebagai momentum yang tepat untuk mempercepat realisasi visi besarnya. Ia menyampaikan sederet gagasan tambahan, seperti pemindahan industri pertahanan dan pembangunan asrama haji, yang dirancang untuk melengkapi dan memanfaatkan infrastruktur yang akan dibangun oleh investor swasta dan proyek MRO tersebut. Dengan kata lain, investasi swasta dan proyek pemerintah saling mengisi dan memperkuat.

Namun, Dedi juga realistis. Di tengah optimisme, ia menekankan bahwa keseriusan pengelola bandara dalam meningkatkan aktivitas penerbangan komersial harus terbukti terlebih dahulu sebelum proyek-proyek pendukung seperti asrama haji dibangun. Prinsip “build it and they will come” tidak sepenuhnya ia anut; ia lebih memilih pendekatan bertahap di mana pembangunan infrastruktur pendukung mengikuti peningkatan permintaan yang nyata.

Situasi ini menggambarkan upaya repurposing atau pengalihan fungsi infrastruktur secara strategis. Kertajati, yang awalnya sangat bergantung pada lalu lintas penumpang komersial yang ternyata tumbuh lambat, kini diarahkan untuk memiliki multi-fungsi: sebagai hub kargo/logistik, pusat industri dirgantara dan MRO, kawasan ekonomi aerocity, dan pusat penerbangan haji. Diversifikasi fungsi ini diharapkan dapat membuat bandara lebih tahan terhadap fluktuasi satu sektor tertentu.

Keberhasilan menyelaraskan kedua kekuatan besar ini—modal swasta dan kebijakan pemerintah—akan menjadi penentu utama masa depan Kertajati. Jika koordinasi berjalan baik, Kertajati berpotensi menjadi kisah sukses transformasi bandara dari beban infrastruktur menjadi mesin penggerak ekonomi baru di Jawa Barat. Namun, semua itu tetap bergantung pada eksekusi yang konsisten dan kolaborasi yang erat antar semua pemangku kepentingan, dari pusat hingga daerah.

(Adam Naufal)

Baca Juga: Membangun Ekosistem Bandara: Kertajati Pacu Sektor Kargo Dan MRO Di Tengah Persiapan Rute Baru
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.